Oleh ; Apip Muslim,
S. Sos
Layaknya pandangan orang awam, saya beranggapan bahwa
pustakawan adalah pekerjaan paling membosankan.
Awalnya, saya tidak mengetahui apa itu pustakawan, saya
hanya paham bahwa ketika seseorang datang ke perpustakaan, akan ada banyak
pegawai yang siap mencarikan buku.
Hanya menjaga buku di rak-rak kayu tua. Setelahnya, mereka
duduk-duduk di balik meja pelayanan menunggu "pelanggan" sambil
bertukar cerita. Terlihat tidak banyak yang dikerjakan.
Setelah sekian lama menjabat sebagai Pustakawan di MAN 1
Sumedang akhirnya saya semakin matang dan memahami bahwa pustakawan adalah
pekerjaan paling mulia dalam dunia ilmu pengetahuan.
Masyarakat, Guru dan Siswa dari berbagai kalangan mendatangi
perpustakaan untuk mencari sumber informasi yang akurat.
Mereka menaruh harapan pada pustakawan yang akan memberikan
referensi sesuai kebutuhan.
Tidak hanya buku, literatur didapatkan dari jurnal, artikel,
film, rekaman suara, bahkan naskah kuno. Ketika melayani, saya takjub karena
pustakawan ternyata sangat dibutuhkan.
Pustakawan harus memiliki ragam soft skill untuk menunjang
pekerjaannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa profesi pustakawan masih ada
yang memandang sebelah mata. Dianggap "jutek", memiliki pola pikir
yang kuno, dan tidak melek digital.
Saya dan rekan lain sudah terbiasa akan perspektif tersebut.
Akan tetapi saya tetap bangga menjadi seorang pustakawan yang dapat memberikan
akses informasi tak terbatas kepada pengguna perpustakaan (pustakawan).
Pustakawan dituntut memiliki kompetensi dalam mengelola dan melayani sumber
ilmu pengetahuan kepada pustakawan tanpa memandang statusnya.
Pustakawan adalah fasilitator ilmu pengetahuan. Pustakawan
adalah penghubung masyarakat dengan dunia informasi.
Bayangkan jika tidak ada pustakawan, siapa yang akan
memenuhi kebutuhan informasi Masyarakat, guru mata Pelajaran maupun siswa saat
berkunjung ke perpustakaan? Apalagi pada era digital saat ini, pustakawan sudah
dibekali dengan kompetensi digital yang telah disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Jadi, tidak ada alasan untuk melihat pustakawan yang kurang
memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa.
Pustakawan adalah garda terdepan penjaga informasi dan
warisan budaya.
Sampai saat ini, saya bangga melayani Masyarakat, Guru dan
siswa di perpustakaan. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau,
namun saya tetap akan terus "menghijaukan" profesi pustakawan dengan
selalu berkontribusi lewat pelayanan informasi. **
Editor : Dodi Partawijaya
: